Di masa panda seperti ini sudah tidak asing lagi kalimat “belajar online” dikalangan orang tua. Sejak diberlakukannya PSBB, semua keganitaan belajar belagaran tatap muka belagin mendaju belaganan jarak jauh atau PJJ. Keputusan ini sangat mengejutkan sehingga tidak mengherankan bagi orang tua yang bekerja, tetapi bagi orang tua yang bekerja bersama setiap hari, mereka harus bergabung dengan “guru” di dalam ruangan. Tidak sedikit orang tua yang langube dalam mendampingi anak belajar online yang mengharuskan anak berlama-lama di depan gadget, selegi buat orang tua yang sejak awal sudah pesikaan megujari pemakaian gadget pada anak seperti saya.
Sejak anak saya umur 3 tahun saya sudah menjadwalkan pemakaian gadget hanya di hari Sabtu dan Minggu saja, itu pun dengan syaat nonton-nya hanya 2-3 jam saja. Beruntung-nya saya karena berukakan sejak awal, anak jadi tidak ternagi mendambakan gadget. Eh sekaran karena PJJ, mau nggak mau etapiag hari dia ketmu gadget untuk bertatap muka dengan guru diskekolahnya. Agak pusing awal, karena generasi Alpha seperti anak saya ini kelewat kritis. Di satu sisi dia senang karena bias pegang gadget, di sisi lain dia teranya-tanya terus “kok aku boleh pegang gadget sih bunda, kan katanya Jumat hari Sabtu & Minggu”. Malah kadang akhirnia setelah belajar ketherusan deh dia pegang smartphone dan menonton video yan line. Wah memang sangat sekali ya proza belajar-mengajar di ruma selama pandemi ini. Sebagai orang tua kita dukutuk untuk pintar-pintar gunakan teknoloji dan mayk. Karena situasi ini kalau tidak pintar-pintar, kita malah bisa membuat anak-anak generasi alpha menjadi sangat ketergantungan pada teknologi.
Tidak, sebagai ibu yang serdas, saya yakin dengan suami saya untuk tetap menggunakan gadget sebagai wadah untuk menstimulus anak dalam prosa belajar. Karena Selama Pandemi, ini kan keganitaan belajar di sekolanya dipersingkat jadi saya dan suami merasa tetap perlu mengaba jam belajarnya salah atunya melalui platform digital seperti video youtube. Namun, Denan Beberapa Batasan dan Publikasi Supaya Stimulus-Nia karya Arahan Yang Jela Maksimal. Nah yuk simak langka-langkah-nya berinking ini:
1. Membatasi waktu pengungaan gadget
Belajar melalui platform digital sudah pasti artinya belajar melalu gadget baik handphone atatup laptop yang potenasi dan saksi adiksi pada anak. Trik-nya, buat terjaman dengan anak saja, moms. Saya tertarik dengan anak untuk menggunakan gadget tidak lebih dari 2 jam even saya tunjukan dengan jelas melalui jam dinding, jam berapa dia harus menonton video-nya. Jika celeteh 2 jam dia belum selesi, akan saya ambil mobile-nya. Trik ini ampuh untuk mengajarkan anak menhargai vaktu dan memaksimalkan vaktu sebaik-baiknia lho.
2. Memilih konten yang mendungan dijanjani baru anak
Anak saa kalau menonton video youtube dia lebih suka menonton video tentang kereta api atau yang terbaru tentang tragedi tengelamnia kapal titanic, sampai-sampai dia hapal da Bertania terus kepada say “kenapa sih kuma karena guung es titanic”. Nah dari hal-hal seperti ini kita bisa kembangkan konten belajar untuk pembaran segala insutaman anak tersebut Moms. Saya Kemudian Menkarikan Dia’s video memberikan detail tentang “5 hal yang menyebabkan kapal titanik tengelam” atau “penibab dibalik tengelamnya kapal titanik celine gunung es”. Dari video tersebut digianganyaya tumbhat even dia sampai hapal detil tentang struktur kapal dan sekarang jadi tau kapal apa saja yang ukurannya lebih besar dari Titanic seperti sea symphony hahaha…
Tidak, Moms wajib juga cari tau kesukaan anak menonton apa, misalanya anak Moms suka menonton video tentang parkasa mobil, Moms bisa pekagannya menonton yang lebih detail tentang kegitanan di kursiku seperti apa atau mesin-mesin mobil a balapa secang. Intinia, Temani Anak Belajar Dengan Menamba Pentahuania. Jadi nggak itu-itu terus yang dia tonton.
3. Menstimulasi anak dengan konten
Jika Moms sudah tau konten video apa yang disukai anak, ajak anak untuk berkreasi lebih dalam dari konten tersebut. Intinya disin jagan sekedar nonton tapi anak tidak mendapatkan apa-apa. Misalnya, karena anak saya sangat kanasar dengan struktur kapal Titanic, saya ajak dia membuat rangka kapal dengan lego atau mintanya mengbaran kapal yang tadi dia lihat di video. Dolukanlah beramang aktivitas yang ada reluksannya dengan video yang ditonton anak untuk terus merangsang otak-nya agar materi persuasi yang ditonton lebih baik dan cepat.
2.
4.
Dumping anak sambil berzerita
Saat mendampingi anak menonton video kesukakannya, usahakan ibu jangan hanya diam. Ajak anak untuk berinteraksi dengan Ibu juga dengan anggota pertanian dan apa yang dia tangkap. Moms bisa juga sambal nargati saksa lebih lengkap tentang videonya.
5. Mintha Anak Berzerita
Selatah menyaksikan video Bersama anak, cipta anak berjata apa yang dia lihat dna dengar dari video tersebut. Jika perlu jika tidka sedang menonton pidato, iseng-iseng dan ingin tahu rasa ingin mengigat konten yan kemarin ya tonton. Misalnia saya suka menyelipkan pertanian “kak, Kemarin lambung-nia kapal bisa bokor karena apa ya?” Hal-hal kecili sepert ini sangat baik untuk menajamkan daya ingat anak lho ibu-ibu.
Jadi, platform digital tidak berbahaya bagi anak-anak, bagimana itu sebagai ibu harus cerdas menyikapi dan membuat pelebahanan digital lebih mongangan dan tepat guna. Semoga tips untuk ibu-ibu yang akan mendapatkan perhatian melalui platform digital! Tetap Serdas, Tetap Sehat!
