Sudah lama saya membuat nasi ulam. Bisa lihat postingan saya sebelumnya di sini.
Saya memberikan demo memasak baru-baru ini tentang bagaimana menghargai dan menikmati rempah-rempah lokal kami dan memamerkan Nasi Ulam. Saya telah mengerjakan versi minimalis yang masih enak, membuktikan bahwa “kurang bisa lebih.” Berikut adalah catatan pelajaran saya.
Nasi Ulam (versi ringan)
ulama Dalam bahasa Melayu artinya rumput Secara tradisional, itu adalah hidangan kampung yang menggunakan rempah segar dari tanaman terdekat. Jika ditambah ikan asin, daging/ikan dan sambal belachan, akan menjadi santapan yang murah dan enak dalam satu piring.
Bahan:
2 cangkir nasi basmati
1 koil soket obor
daun kunyit
Tinggalkan laksa
Fajar Limau Perrut
tni daun
1 sendok teh garam
Persiapan nasi
Gunakan pedoman beras 1:1:air. Cuci dan masak di rice cooker. Setelah matang, pindahkan nasi ke mangkuk besar. Aduk rata dan tambahkan garam dan gula. Biarkan hingga dingin
Persiapan jamu
Potong-potong daunnya, cuci bersih dan biarkan hingga kering. Cincang halus herba dengan pisau tajam. Jangan menggiling atau mencampur herba. Dimungkinkan untuk memotong sayuran menjadi kubus terlebih dahulu, lalu tuangkan dan bekukan.
Saat nasi sudah dingin, tambahkan bumbu yang dipotong dadu dan aduk. Cicipi dan seimbangkan rasa di sepanjang jalan.
Sajikan pada suhu kamar (panaskan kembali herba yang didenaturasi). Sambal belachan akan berjalan dengan baik. Cobalah untuk menghindari hidangan berkuah karena sausnya akan menyamarkan nasi ulam Anda yang seimbang. Anda bisa memeras jeruk nipis di atas nasi sebelum disajikan.
Untuk menemani nasi demo ini, saya juga membuat sambal udang versi sederhana. Saya akan blog tentang resep ini segera.
.